Komponen penting dalam silabus maupun RPP
adalah indikator pencapaian kompetensi. Komponen ini penting karena menjadi
dasar untuk menyusun indikator penilaian. Indikator penilaian perlu dirumuskan
untuk dijadikan dasar pedoman penialian bagi guru, peserta didik, maupun pengawas
di sekolah. Setiap penilaian yang dilakukan melalui tes dan non tes harus
sesuai dengan indkator penilaian. Indikator penilaian ini menggunakan kata
kerja lebih terukur dibandingkan dengan indikator pencapaian kompetensi.
Rumusan indikator penilaian memiliki
batasan-batasan tertentu sehingga dapat dikembangkan menjadi instrumen
penilaian dalam bentuk soal, lembar pengamatan, dan atau penilaian hasil karya
atau produk, termasuk penilaian diri.
Kata Kerja Operasional untuk pengembangan
Indikator Silabus dan RPP berdasarkan taksonomi Bloom dibagi dalam beberapa
pencapaian kompetensi dasar, yang ditandai oleh perubahan perilaku yang dapat
diukur yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Indikator
dikembangkan sesuai dengan karakteristik peserta didik, mata pelajaran, satuan
pendidikan, potensi daerah dan dirumuskan dalam kata kerja operasional yang
terukur dan/atau dapat diobservasi.
Taksonomi Bloom pertama kali disusun oleh
Benjamin S. Bloom pada tahun 1956. Dalam hal ini, tujuan pendidikan dibagi
menjadi beberapa domain dan setiap domain tersebut dibagi kembali ke dalam
pembagian yang lebih rinci berdasarkan hirarkinya.
Tujuan pendidikan dibagi ke dalam tiga
domain, yaitu:
1. Cognitive Domain (Ranah Kognitif), yang
berisi perilaku-perilaku yang menekankan aspek intelektual, seperti
pengetahuan, pengertian, dan keterampilan berpikir.
2. Affective Domain (Ranah Afektif) berisi
perilaku-perilaku yang menekankan aspek perasaan dan emosi, seperti minat,
sikap, apresiasi, dan cara penyesuaian diri.
3. Psychomotor Domain (Ranah Psikomotor) berisi
perilaku-perilaku yang menekankan aspek keterampilan motorik seperti tulisan
tangan, mengetik, berenang, dan mengoperasikan mesin.
Dalam mengembangkan indikator perlu
mempertimbangkan :
1. Tuntutan kompetensi yang dapat dilihat
melalui kata kerja yang digunakan dalam Kompetensi Dasar
2.
Karakteristik mata pelajaran, peserta didik,
dan sekolah;
3.
Potensi dan kebutuhan peserta didik,
masyarakat, dan lingkungan/ daerah.
Daftar kata kerja operasional dengan tiga
ranah yang biasa dipergunakan untuk menyusun indikator.
A.
Ranah
Kognitif
Koginitif adalah penilaian yang didasarkan
pada perilaku (behavior) siswa yang diharapkan muncul setelah melakukan
serangkaian kegiatan untuk mencapai kompetensi yang diharapkan. Perilaku ini
sejalan dengan keterampilan proses sains, tetapi yang karakteristiknya untuk
mengembangkan kemampuan berfikir siswa. Indikator kognitif produk berkaitan
dengan perilaku siswa yang diharapkan tumbuh untuk mencapai kompetensi yang
telah ditetapkan.
B.
Ranah
Afektif
Indikator afektif merupakan sikap yang
diharapkan saat dan setelah siswa melakukan serangkaian kegiatan pembelajaran.
Indicator afektif disusun dengan menggunakan kata kerja operasional dengan objek
sikap ilmiah. Beberapa contoh sikap ilmiah adalah: berlaku jujur, peduli,
tanggungjawab, dll. Selain itu, indikator Afektif juga perlu memunculkan
keterampilan sosial misalnya: bertanya, menyumbang ide atau berpendapat,
menjadi pendengar yang baik, berkomunikasi dll.
C.
Ranah
Psikomotor
Indikator psikomotorik merupakan perilaku (behavior)
siswa yang diharapkan tampak setelah siswa mengikuti pembelajaran untuk
mencapai kompetensi yang telah ditetapkan.
0 Response to "Kata Kerja Operasional Pada KTSP"
Post a Comment